Rabu, 11 November 2015

Kelimpahan unsur golongan IA - VIIA

assalamu'alaikum wr.wb selamat datang di chambadal.blogspot.com



KELIMPAHAN DAN PRODUK GOLONGAN IA- VIIA

Golongan
Unsur
Kelimpahan unsur di Alam
I A
Hidrogen (H)
Hidrogen adalah unsur yang paling melimpah di alam. Perkiraan persentase jumlah hidrogen di alam adalah sebesar 92% dan helium sebesar 7%, serta sisanya 1% adalah unsur yang lain. Tetapi kelimpahan H2 di atmosfer bumi sangat kecil. Hal ini disebabkan medan gravitasi bumi terlalu kecil untuk mengikat unsur tersebut, meskipun sejumlah H2 ditemukan dalam gas vulkanik. Di sisi lain, hidrogen termasuk dalam sepuluh unsur yang paling melimpah dalam kerak bumi (1520 ppm atau 0,152% berat). Senyawa yang mengandung hidrogen sangat melimpah, khususnya air, makhluk hidup (karbohidrat dan protein), senyawa organik, bahan bakar fosil (batubara, petroleum dan gas alam), amonia dan asam. Pada kenyataannya, hidrogen lebih banyak dalam bentuk senyawa daripada unsur lainnya. Meskipun hidrogen memiliki berat kurang dari 1% dari kerak bumi, kira-kira 16% dari atom pada permukaan bumi berupa hidrogen. Sebagian besar hidrogen alam ditemukan di dalam air.
Litium (Li)
0,0007% di bebatuan beku. Dalam spodune LiAl(SiO3)2.
Natrium (Na)
Natrium terdapat di alam dalam senyawaan. Antara lain natrium klorida (NaCl) yang terlarut dalam air laut dan sebagai garam batu dalam tanah; natrium nitrat (NaNO3); dan natrium karbonat (Na2CO3) sebagai soda alam. Natrium karbonat berupa hablur putih yang larut dalam air. Bentuk hidratnya disebut soda cuci, Na2CO3 . 10 H2O. Natrium klorida atau garam dapur terdapat banyak sekali di seluruh dunia. Selain terlarut dalam air laut (hampir 3%) juga dalam lapisan-lapisan di dalam tanah (garam darat) yang kadang-kadang sampai ratusan meter tebalnya. Garam dapur banyak dihasilkan di Pulau Madura. Natrium nitrat juga disebut sendawa chili, terdapat di alam di perbatasan antara Chili dan Peru. Diduga, bahwa sendawa chili di daerah tersebut terbentuk dari pelapukan tumbuhan laut dan kotoran-kotoran burung dengan pengaruh oksigen dan bakteri-bakteri sendawa.
Kalium (K)
Logam ini merupakan logam ketujuh paling banyak dan terkandung sebanyak 2.4% (berat) di dalam kerak bumi. Kebanyakan mineral kalium tidak terlarut dalam air dan unsur kalium sangat sulit diambil dari mineral-mineral tersebut.
Mineral-mineral tertentu, seperti sylvite, carnalite, langbeinite, dan polyhalite ditemukan di danau purba dan dasar laut yang membentuk deposit dimana kalium dan garam-garamnya dengan mudah dapat diambil. Kalium ditambang di Jerman, negara bagian-negara bagian New Mexico, California, dan Utah. Deposit besar yang ditemukan pada kedalaman 3000 kaki di Saskatchewan, Kanada diharapkan menjadi tambang penting di tahun-tahun depan.
Kalium juga ditemukan di samudra, tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit ketimbang natrium.
Rubidium (Rb)
Unsur ini ternyata ditemukan lebih banyak dari yang diperkirakan beberapa tahun lalu. Sekarang ini, rubidium dianggap sebagai elemen ke-16 yang paling banyak ditemukan di kerak bumi. Rubidium ada di pollucite, leucite dan zinnwaldite, yang terkandung sekitar 1% dan dalam bentuk oksida. Ia ditemukan di lepidolite sebanyak 1.5% dan diproduksi secara komersil dari bahan ini. Mineral-mineral kalium, seperti yang ditemukan pada danau Searles, California, dan kalium klorida yang diambil dari air asin di Michigan juga mengandung rubidium dan sukses diproduksi secara komersil. Elemen ini juga ditemukan bersamaan dengan cesium di dalam deposit pollucite di danau Bernic, Manitoba.
Cesium (Cs)
Cesium merupakan salah satu unsur logam alkali yang reaktif, berwarna putih dan lunak. Cesium banyak terdapat di alam pada lapisan-lapisan batuan, dan dalam bentuk mineral seperti pollux (pollucit), lepidotite, carnallite, dan feldspar. Dalam laboratorium cesium dapat dibuat melalui proses elektrolisis ekstrak mineral dalam bentuk sianida (cianyde) atau melalui pemanasan hidroksida atau karbonat magnesium atau aluminium.
Fransium (Fr)
Fransium dapat diperoleh dalam mineral-mineral uranium. Fransium juga dapat di peroleh dalam kerak bumi, namun kandungannya mungkin tidak lebih dari 1 ons. Berasal dari peluruhan aktinium (Ac). Bersifat radioaktif dengan waktu paro 21.8 menit.



II A
Berilium (Be)
Berilium terdapat sekitar 0,0006 % dalam kerak bumi sebagai mineral silikat dan beril Be3Al2Si6O18.dan klisogeril(Al2BeO4].
Magnesium  (Mg)
Magnesium di alam terdapat sebagai garam-garam karbonat, klorida, silikat, dan sulfat. Misal magnesit (MgCO3), dolomit (CaCO3 ?MgCO3), karnalit (KCl ? MgCl2 ? 6 H2O), kainit (KCl? MgSO4?3 H2O), kiserit (MgSO4 ?H2O), asbes (CaSiO3 ? 3 MgSiO3), talek (3 MgO? 4 SiO2.H2O), dan mika yaitu berbagai jenis Al- Mg-K-Silikat. Dolomit banyak ditemukan di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura dan Papua.
Oleh karena pengaruh pelapukan, Mg dibebaskan dari garam-garam silikat dan merupakan bagian dari tanah yang dapat diserap oleh tumbuh-tumbuhan. Mg adalah salah satu zat yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan (dalam klorofil).
Kalsium (Ca)
Kalsium di alam terdapat dalam senyawaan seperti CaCO3 dalam kalsit, batu kapur (gamping), pualam, batu karang, dan kulit kerang; CaSO4 ? 2 H2O dalam gips atau albar atau batu tahu; Ca3(PO4)2 dalam tulang; dan CaF2. Sebagian besar cadangan batu kapur Indonesia terdapat di Sumatra Barat.
Stronsium (Sr)
Stronsium sangat jarang sekitar 0,05% dalam kerak bumi, sebagai mineral stronsianit SrSO4.
Barium (Ba)
Barium ditemukan hanya terkombinasi dengan unsur lainnya, terutama dengan sulfat dan karbonat dan dipersiapkan secara elektrolisis dengan klorida. Sumber utamanya dari barit (BaSO4) dan witerit (BaCO3).
Radium (Ra)
Radium merupakan unsur radioaktif. Radium sangat jarang sekali, tetapi keberadaannya dapat dideteksi dengan mudah oleh sinar radioaktif karena intinya membelah dengan spontan, mengemisi partikel α sehingga terbentuk Radon, Rn. Sumber Ra adalah bijih uranium (U3O8). Kelimpahan Ra rata-rata dalam kerak bumi kurang dari  10‑4.
III A
Boron (B)
Boron yang mempunyai nomor atom 5 merupakan unsur yang sangat ringan. Boron hampir tidak ditemukan secara bebas di alam. Dengan kata lain, kelimpahan boron sangat rendah. Boron hanya menyusun sekitar 0,001% (10 ppm) dari kerak bumi. Boron diketahui terbentuk di lebih dari 100 mineral dan bijih yang berbeda. Sumber utama boron adalah boraks. Namun boron juga ditemukan pada selomanit, borasit, kernit, tusionit, berborit, dan fluoborit. Penambang dan pengekstraksi boron yang paling besar adalah Amerika Serikat, Turki, Argentina, Tiongkok, Bolivia, dan Peru. Dari sekian banyak negara, Turki merupakan yang terbesar, yaitu menguasai sekitar 70% ekstraksi boron.
Aluminium (Al)
Unsur yang terpenting pada golongan IIIA adalah aluminium. Kelimpahan aluminium terdapat dalam berbagai senyawaan, seperti batu manikam (Al2O3), tanah liat (Al2(SiO3)3), kriolit (NaF ? AlF3), bauksit (Al2O3 ? 2 H2O). Bauksit merupakan bahan terpenting untuk memperoleh aluminium antara lain terdapat di Kepulauan Riau, dan Pulau Bintan.
Aluminum, merupakan anggota golongan 13 berada sebagai aluminosilikat di kerak bumi dan lebih melimpah daripada besi. Mineral aluminum yang paling penting dalam metalurgi adalah bauksit, AlOx(OH)3-2x (0 < x <1).
Gallium (Ga)
Galium merupakan unsur yang relatif jarang ada di kerak bumi dan tidak ditemukan di beberapa mineral karena ringannya homolog. Kelimpahan galium di kerak bumi hanya berkisar 0,0018% (18 ppm). Produksi galium sangat rendah jika dibandingkan dengan unsur lain. Galium dapat ditemukan pada beberapa bijih, termasuk bauksit dan spalerit, dan ditemukan di mineral seperti diaspora dan germanit. Jiplakan galium juga ditemukan di batu bara. Kandungan galium ada yang besar di dalam mineral galit (CuGaS2) Tetapi mineral ini terlalu jarang dikategorikan sebagai sumber utama.
Indium (In)
Indium merupakan unsur yang juga jarang ditemui di alam. Bahkan lebih jarang daripada galium, yaitu sekitar 0,000005% (0,05 ppm) di kerak bumi. Mineral yang mengandung sedikit indium adalah indit. Indium juga sering ditemukan di bijih zink, tetapi hanya dalam jumlah kecil. Kanada merupakan negara pengkestrak indium, disusul oleh Amerika Serikat dan Tiongkok.
Talium (Ti)
Talium jarang ditemui di kerak bumi, namun lebih ke bagian tengah. Kelimpahan talium hanya sekitar 0,00006% (0,6 ppm). Talium merupakan logam paling melimpah ke 56. Talium ditemukan di beberapa batuan, tanah, maupun tanah liat. Beberapa bijih sulfida besi, zink dan kobalt biasanya mengandung talium. Ada mineral lain yang mengandung talium namun hanya sedikit sehingga tidak dapat digunakan sebagai sumber utama. Macedonia adalah negara yang memproduksi talium.


IV A
Carbon (C)
Karbon merupakan unsur ke-19 yang paling banyak terdapat di kerak bumi yaitu dengan prosentase berat 0,027%, dan menjadi unsur paling banyak ke-4 terdapat jagat raya setelah hydrogen, helium, dan oksigen. Ditemukan baik di air, darat, dan atmosfer bumi, dan didalam tubuh makhluk hidup. Karbon membentuk senyawaan hampir dengan semua unsur terutama senyawa organic yang banyak menyusun dan menjadi bagian dari makhluk hidup.
Silikon(Si)
Di Alam, silikon dapat berada dalam bentuk silika (SiO2) atau pasir kuarsa (SiO2), aluminosilikat, ortoklase (K2O.Al2O3.6SiO2), kaolin (Al23.3SiO2.2H2O), dan albit (Na2O.AlO3­.6SiO2. Silikon dapat diperoleh dengan cara mereduksi SiO2 pada suhu tinggi Menggunakan preduksi karbon.
Germanium (Ge)
Germanium merupakan unsur dengan peringkat kelima puluh di dekat kelimpahan unsur-unsur dalam kerak bumi. Logam ini ditemukan dalam argyrodite, sulfida germanium dan perak,  germanite, yang mengandung 8% unsur inibijih seng, batubara, mineral-mineral lainnya. Unsur ini diambil secara komersil dari debu-debu pabrik pengolahan bijih-bijih seng, dan sebagai produk sampingan beberapa pembakaran batubara. Di alam, Germanium (Ge) memiliki kelimpahan yg lebih tinggi bila dibandingkan dgn timah & timbal, karena Germanium (Ge) mudah ditemukan dalam senyawaan yang terdapat di kulit bumi.
Timah (Sn)
Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari senyawaannya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau tinstone. Cassiterite merupakan mineral oksida dari timah SnO2, dengan kandungan timah berkisar 78%. Contoh lain sumber biji timah yang lain dan kurang mendapat perhatian daripada cassiterite adalah kompleks mineral sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral kompleks antara tembaga-besi-timah-belerang dan cylindrite (PbSn4FeSb2S14) merupakan mineral kompleks dari timbale-timah-besi-antimon-belerang dua contoh mineral ini biasanya ditemukan bergandengan dengan mineral logam yang lain seperti perak.
Timbal (Pb)
Timbal didapatkan dari galena (PbS) dengan proses pemanggangan. Anglesite, cerussite, dan minim adalah mineral-mineral timbal yang lazim ditemukan. Anglesite merupakan mineral timbal yang mengandung timbal sulfat PbSO4. Mineral ini terjadi sebagai hasil oksidasi mineral gelena akibat pengaruh cuaca. Warna mineral ini dari putih, abu-abu, hingga kuning, jika tidak murni maka warnanya abu-abu gelap. Mineral ini memiliki spesifik grafiti 6,3 dengan kandungan timbal sekitar 73%.
V A
Nitrogen (N)
Nitrogen ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya.
Nitrogen adalah 78,08% persen dari atmosfir Bumi dan terdapat dalam banyak jaringan hidup membentuk banyak senyawa penting seperti asam aminoamoniak,asam nitrat, dan sianida
Hidrida utama nitrogen ialah amonia (NH3) walaupun hidrazina (N2H4) juga banyak ditemukan.
Fosforus (P)

Unsur ini tidak pernah terdapat dalam keadaan bebas, karena daya gabungnya terhadap oksigen besar. Senyawaan fosfor yang terdapat di alam antara lain apatit yang banyak mengandung Ca3(PO4)2 selanjutnya mengandung kapur, CaCl2, dan CaF2. Fosforit (kalsium fosfat) terdapat dalam tulang binatang menyusui. Apatit dapat ditemukan di Propinsi Aceh, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Pulau Jawa.
Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atauperak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan.
Arsen (As)
Arsen merupakan unsur yang melimpah secara alami di alam. Arsen jarang ditemukan dalam bentuk unsur karena arsen biasanya membentuk berbagai macam senyawa kompleks, bisa berupa trivalen (As+3) atau pentavalen (As+5). Pada umumnya, As+3 berupa As-anorganik, seperti senyawa As-pentoksida, asam arsenat, Pb-arsenat, dan Ca-arsenat. As organik bisa berupa As+3, maupun As+5 diantaranya asam arsanilat atau bentuk metilasi. Arsen juga terdapat di dalam tubuh mahluk hidup, baik hewan maupun tanaman dan bergabung dengan hidrogen atau karbon membentuk As-organik. Kerang dikenal sebagai hewan dengan kadar arsen organik tinggi.
                 Arsen biasa ditemukan di dalam kerak bumi yaitu pada batuan sedimen dan beku yang terdistribusi sebagai mineral. Kadar As tertinggi dalam bentuk arsenida dari timah hitam, perak dan bentuk sulfida dari emas. Mineral lain yang mengandung arsen adalah arsenopirit (FeAsS), realgar (As4S4), dan orpiment (As2S3). Kandungan arsen di bumi antara 1,5-2 mg/kg (NAS, 1977). Tanah yang tidak terkontaminasi arsen ditemukan mengandung kadar As antara 0,240 mg/kg, sedang yang terkontaminasi kadarnya lebih dari 550 mg/kg (Walsh & Keeney, 1975). Keberadaan arsen dalam tanah mampu menular pada tanaman. Ada tidaknya arsen dalam tanaman digunakan sebagai indikator kandungan arsen dalam tanah.
Antimon (Sb)
Antimon telah dikenal sejak zaman kuno. Hal ini kadang-kadang ditemukan bebas di alam, tetapi biasanya diperoleh dari bijih stibnit (Sb2S3) dan valentimahite (Sb2O3). Nicolas Lemery, seorang ahli kimia Perancis, adalah orang pertama yang secara ilmiah mempelajari antimon dan senyawanya. Ia menerbitkan temuannya di 1707. Antimon membuat sekitar 0,00002% dari kerak bumi.
Bismuth (Bi)
Bismut pertama terbukti menjadi unsur yang berbeda pada 1753 oleh Claude Geoffroy the Younger. Bismut tidak terjadi di alam dan dalam mineral seperti bismutinit (Bi2S3) dan bismite (Bi2O3). Cadangan terbesar bismut ditemukan di Bolivia, meskipun Bismut biasanya diperoleh sebagai produk sampingan dari pertambangan dan pemurnian timah, tembaga, timah, perak dan emas.
mut oksida (Bi2O3), suatu senyawa Bismut, digunakan sebagai pigmen kuning dalam cat dan kosmetik. Bismut oksiklorida (BiOCl) digunakan untuk membuat pigmen yang dikenal sebagai bismut putih. Bismut Karbonat (Bi2 (CO3) 3) digunakan untuk mengobati diare dan ulkus lambung.
VI A
Oksigen (O)
hkOksigen adalah unsur terbanyak dalam kulit bumi. Terdapat sebagai unsur bebas tetapi lebih banyak sebagai persenyawaan. Sebagai unsur bebas, Oksigen terdapat dalam udara yaitu sekitar 21% dari volume atau 23% dari massa udara.
Oksigen pertamakali ditunjukkan secara ilmiah oleh Joseph Priestle, pada temuannya dengan mengarahkan sinar matahari pada raksa (II) oksida sehingga mengurai membentuk air raksa dan gas Oksigen. Priestley menemukan bahwa nyala lilin lebih terang dalam gas Oksigen darip
ada dalam udara biasa. Tidak lama setelah penemuan ini, Lavoiser menemukan bahwa bertambahnya massa logam yang dibakar di udara tak lain karena logam itu mengikat Oksigen. Nama Oksigen sendiri diberikan oleh Lavoiser berdasarkan dugaan bahwa unsur tersebut terdapat dalam semua asam (Oksigen : pembentuk asam).Oksigen dikenal dalam 2 bentuk alotrop dioksigen (O2),dan trioksigen atau ozon ( O3 ).
Sulfur (S)
Nama Belerang berasal dari nama latin sulphurium, yang artinya Batu Belerang. Belerang
(Sulfur) merupakan unsur periode ke-3 yang terdapat di Alam dalam keadaan bebas, maupun dalam bentuk senyawanya. Dalam keadaan bebas Umumya belerang terdapat dalam gunung berapi. Adapun dalam bentuk senyawanya, Belerang ditemukan dalam bentuk mineral sulfida, seperti besi sulfida (FeS2), gips (CaSO4 . 2H2O), dan seng sulfida (ZnS). Selain itu Belerang juga terkanung dalam gas Alam, seperti H2S dan SO2.
Selenium (Se)
Selenium ditemukan dalam beberapa mineral yang cukup langka seperti kruksit dan klausthalit. Beberapa tahun yang lalu, selenium didapatkan dari debu cerobong asap yang tersisa dari proses bijih tembaga sulfida. Sekarang selenium di seluruh dunia dihasilkan dari pemurnian kembali logam anoda dari proses elektrolisis tembaga. Selenium diperoleh dari memanggang endapan hasil elektrolisis dengan soda atau asam sulfat, atau dengan meleburkan endapan tersebut dengan soda  dan niter (mineral  yang mengandung kalium nitrat).
Tellurium (Te)
Telurium kadang-kadang dapat ditemukan di alam, tapi lebih sering sebagai senyawa tellurida dari emas (kalaverit), dan bergabung dengan logam lainnya. Telurium didapatkan secara komersil dari lumpur anoda yang dihasilkan selama proses pemurnian elektrolisis tembaga panas. Amerika Serikat, Kanada, Peru dan Jepang  adalah penghasil terbesar unsur ini.
Polonium (Po)
Polonium adalah unsur alam yang sangat jarang. Bijih uranium hanya mengandung sekitar 100 mikrogram unsur polonium per tonnya. Ketersediaan polonium hanya 0.2% dari radium.
VIIA
Fluor (F)
Flourin ditemukan dalam mineral-mineral pada kulit bumi: fluorspar (CaF2) dan kriolit (Na3AlF6).
Klorin (Cl)
Klorin ditemukan di alam sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit. Klor ditemukan dalam kerak bumi sebagai mineral ion-ion klorida seperti batu garamNaCl, karnalit KCl.MgCl2.6H2O, dan kloroargirit AgCl, juga terdapat dalam air laut.
Brom (Br)
Brom terdapat sebagai bromide, sebagai garam magnesium dan garam logam alkali dalam air laut. Dalam kerak bumi, brom sebagai mineral bromoargirit AgBr.
Yodium (I)
Iodin ditemukan dalam jumlah berlimpah sebagai garam (NaIO3) di daerah Chili, Amerika Serikat. Iodin yang ditemukan dalam senyawa NaI banyak terdapat pada sumber air diwatudakon ( Mojokerto).
Astatin (At)
Astatin lebih logam dibanding iodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bias diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah Hat dan CH 3At.6 .Jumlah astatine di kerak bumi sangat sedikit kurang dari 30 gram.